EVREN YARASI

 Hallo, selamat hari senin di bulan maret.

Apakabar? lama kita tak jumpa.

 

Lembaran kosong kini aku buka kembali, menuliskan luka demi luka yang hinggap dihati.

Mungkin, kalau pena bisa bicara ia akan bilang "kamu ga cape?"

Aku cape? memang, karena semestinya aku sudah berlabuh ke pelabuhan yang sebenernya.

Ternyata ombak itu terlalu deras untuk aku sampai ke pelabuhan secepatnya.


Kamu baik baik disana kan? 

Baik baik terus yah, sampai saat nya semesta menemukan kita. dalam kondisi siap semuanya.

Jangan kaget mendengarkan cerita masalalu ku yah.

Karena memang semesta menorehkan luka terlalu banyak.

Tapi karena itu aku siap untuk bertemu dengan mu dalam diri yang jauh lebih baik.


Luka yang semesta kasih memang sangat sulit untuk aku obati.

Tapi akhir akhir ini aku lagi merasakan rasa lega yang kita tahu mahal harganya.

Itu kamu kah? kalau bukan, tolong jangan kasih luka lagi yah.

Cukup masalalu ku saja yang banyak sekali luka kamu jangan.

 

Rumahnya sih masih ada sampai sekarang, cuma sayanya aja yang udah engga tinggal di situ, 

yang mustahil bukan cari rumah yang sempurna, tapi cari rumah yang seperti dia. 

Saya sudah kehilangan dia, saya ngga mau kalau juga harus kehilangan waktu. 

Rasa pertama ngga akan bisa digantikan oleh rasa-rasa berikutnya.

 

"Beberapa perasaan tak ingin diabadikan. Mereka hanya ingin dititipkan dan dilepaskan di waktu yang baik. Bukan, bukan karena kata sementara itu menyenangkan, hakikatnya, yang singkat tak akan pernah sepadan. Bukan juga karena kata selamanya terdengar mustahil, sejatinya taka ada yang bisa terjadi di bumi, kalau kau bertanya kenapa, sebenarnya aku juga tidak tahu."

 

 


Jakarta, 14 Maret 2022

 

 

Kala Pradipta

 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

PERIHAL KALA

10 Agustus di 2023